10 October 2007

Realita kemarin, Hari ini, dan Mungkin esok

Suara itu terdengar begitu indah ditelingamu
Saat tuan kaya jatuhkan koin recehan kedalam kaleng usang ditanganmu
Terimakasoh tuan ucapmu penuh ketulusan
Tanpa mau tahu nilai yang kau terima.
Panasnya jalanan tiada kau hiraukan
Demi mendapatkan kepingan receh
Tuk dapat sambung hidup esok hari
Namun apakah itu cukup tukmu
Hatimu hanya dapat tersenyum
Saat melihat anak seusiamu
Berjalan penuh angkuh lewatimu
Dengan pakaian mahal yang tiada kan pernah kau dapatkan
Tak sengaja telingaku mendengar bisikan darimu
Berkata, kapanku bisa menyentuh lantai gedung ini
Kenapa kau tidak bisa menyentuhnya kataku tak sadar
Dengan raut muka sedih
Engkau menjawab,
Karena aku ini pengemis
Karena aku ini gembel
Karena aku ini bocah dengan kaleng usang tergenggam
Karena aku ini korban urbanisasi
Karena aku ini korban ketik adilan
Karena aku ini adalah mahluk yang paling dibenci kota
Karena aku tak tahu harus berkata apalagi
Selain aku tidak akan menyentuh lantai gedung ini
Apalagi menginjakkan kaki kedalamnya

No comments: